SATUDATA.co.id | Jawa Barat – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bayu Wardhana mengecam tindakan Presiden Prabowo Subianto yang melarang media meliput pidatonya dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI), di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jawa Barat, pada Kamis, 7 Agustus 2025.
Menurut Bayu, kegiatan KSTI merupakan ruang terbuka yang mempertemukan ilmuwan, akademikus, pelaku industri, dan pengambil kebijakan dari berbagai sektor prioritas nasional.
“ Seharusnya Prabowo tidak membatasi kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan awak media. Ini menghalangi pers. Karena KSTI itu forum terbuka, Presiden diundang untuk bicara, yang seharusnya adalah informasi terbuka,” ungkap Bayu saat dihubungi pada Kamis, 7 Agustus 2025, dikutip dari tempo.co.
Bayu menyebutkan tindakan Prabowo itu telah mengancam kebebasan pers, terutama bila Prabowo kerap melarang media meliput pidatonya dalam forum-forum lain.
Bayu memaklumi bila Ketua Umum Partai Gerindra itu membatasi akses media dalam rapat kabinet yang digelar tertutup pada Kamis, 6 Agustus 2025, di Istana Kepresidenan.
Namun Bayu, tidak sepakat jika KSTI Indonesia diperlakukan sebagai forum tertutup yang dilarang untuk diliput.
Tidak hanya itu, Bayu, juga menyoroti Prabowo yang dinilai berpotensi melanggar hak warga Negara, ketika melarang jurnalis membawa alat komunikasi saat kegiatan.
“Peserta dilarang membawa telepon seluler atau laptop, juga bagian dari pembungkaman kebebasan berekspresi, dan hak untuk tahu dari warga negara,” tutur Bayu Wardhana Sekjen AJI.
Sebelumnya, dalam sambutan di KSTI di Sabuga, Jawa Barat, pada Kamis, 7 Agustus 2025, Prabowo mengatakan kepada media bahwa ada catatan agar wartawan mesti meninggalkan ruangan setelah dirinya menyapa menteri dan pejabat pemerintahan.
“Di sini ada catatan (kertas pidato) wartawan akan meninggalkan ruangan setelah Bapak menyapa daftar hadir menteri dan setingkat menteri yang hadir,” kata Prabowo disambut tawa peserta.
Prabowo pun menyapa menteri koordinator, menteri, kepala lembaga, serta direktur utama BUMN. Setelah itu, ia meminta para wartawan meninggalkan ruangan.
“Baik, jadi sudah dibaca daftar hadir semuanya. Para wartawan dipersilakan minum kopi, sudah disiapkan kopi,” ujarnya.
Saat ditanya awak media seusai pidato, Prabowo membeberkan alasan pidatonya tertutup. Ia mengatakan agar pidatonya tidak dipelintir.
“Biar lebih bebas gitu, ya. Jangan dipelintir, jangan dipolitisasi. Kami bicara ilmu. Kami bicara ilmu sains teknologi,” kata Presiden Prabowo Subianto dikutip dari tempo.co.
Sumber : Tempo.co
Editor : Dedy satudata.co.id