SATUDATA.co.id | Palopo – Beberapa hari terakhir warganet khususnya di wilayah Kota Palopo Sulawesi Selatan kembali ramai memperbincangkan viral nya menu makanan di salah satu warung makan yang berada di sekitar Jalan Lingkar Kota Palopo.
Nama menu makanan yang viral ini sangat identik dengan bahasa lokal masyarakat Sulawesi Selatan, sangat mirip nama alat kelamin wanita (Bom**).
Ragam tanggapan pro dan kontra dari warganet, sehingga terjadi kegaduhan di ruang publik (media sosial). Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Palopo Bata Manurung, yang juga merupakan anggota Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), menegaskan, adat di Tana Luwu ada Etika Sopan Santun dan Moral.
” Ada adat kita yg melekat sebagai orang Palopo atau orang Tana Luwu, dari adat melahirkan etika, sopan santun dan tata kerama dalam bertindak dan bertutur,” kata Bata Manurung.
” Pantang bagi kita orang Tana Luwu (palopo) mengeluarkan kalimat yang yang tidak sopan apakah itu di depan publik atau kepada orang per orang, apalagi dalam bentuk tulisan yg di pajang,” tambahnya.
Bata Manurung yang dikenal luas masyarakat Luwu Raya sebagai tokoh pemuda, aktivis adat, juga menegaskan bahwa, sebagai orang Tana Luwu sekiranya mengeluarkan ucapan yang beretika dalam berucap dan bertindak.
” Ini terkait dengan tata krama yang seharusnya tidak di ucapkan sebagai orang Tana Luwu (Palopo) yang punya etika dalam berucap dan bertindak, dan warisan terbesar untuk generasi Tana Luwu dari pendahulu kita, adalah etika dalam bertindak dan berucap,” tegas Bata Manurung.
Sementara itu, salah satu ulama Kota Palopo Suparman Mannuhung, S.Pd.i, M.Pd.i, MH, yang juga merupakan Dosen Agama dan Dosen Ilmu Hukum Universitas Andi Djemma (Unanda) Kota Palopo turut menanggapi menu makan yang viral itu
“Itu perlu diganti nama menunya, karena tidak sesuai dengan kearifan Lokal, berilah nama-nama yang baik, jangan mau viral tapi tidak sesuai norma yang hidup di masyarakat Tana Luwu ini,” katanya.















